Jumat, 08 April 2011

Jeritan : Tangisan Anak Pengungut Sampah Jalanan



Pagi buta membangunkanmu seakan tak peduli senyum mentari
Kau tinggalkan ilmu, kau tinggalkan tempatmu, jalanan sebagai rumahmu
Kau tak peduli dimana bisa tertawa, kau tak peduli dimana kau bahagia
Yang kau tahu hanyalah jalanan tempat menafkahi ibumu
kau tak punya ayah, ibumu sakit parah, dan adikmu masih balita
Dengan siapa aku harus mengadu? Dengan siapa aku harus meminta belas kasihan?
Itu yang kau ucapkan, itu yang kau katakan sahabatku…
Dimana kau slalu berpijak dan memungut sesuatu yang sudah tak terpedulikan
Tak henti kau diterpa panasnya matahari, tak henti kau diterpa dinginnya hujan
Hanya demi sebungkus nasi untuk ibu dan adikmu di rumah
Andai bapak masih ada? Andai tuhan masih punya keadilan?
Menangis pun tak ada gunanya hanya ketabahan tanpa masa depan yang kau punya
Arungilah hidupmu dan berdo’a agar kau slalu tabah sobat. Kaulah permata ibu dan adikmu.