Rabu, 27 April 2011

Wisata : Air Terjun Songgo Langit Jepara



Jika dengar nama Jepara apa yang ada di pikiran shobat? Ukiran kah? Persijap kah? Raden Ajeng Kartini kah? Atau Pantai kartini yang terkenal dengan sea world kura-kura raksasanya?, hmm….jepara memang terkenal dengan itu semua, namun shobat juga harus tahu kalau selain wisata pantainya, di jepara juga ada wisata religi, sejarah, dan alam pegunungannya loh…perlu bukti?
Di jepara sendiri ada banyak tempat dan peninggalan sejarah seperti Ari-ari RA.Kartini di desa mayong, Benteng Portugis di daerah jepara utara tepatnya di desa donorojo kecamatan donorojo , Pesanggrahan Ratu Kalinyamat di desa tulakan kecamatan donorojo dulu tempat ini untuk bersemedi ratu kalinyamat saat suaminya meninggal, ada juga Goa Tritip di desa banyumanis kecamatan donorojo konon goa ini sebagai tempat istirahan seorang bajak laut atau yang lebih popular disebut dampo awang saat melintasi laut jepara dan sampai saat ini masih ada perahunya di dekat goa, ada juga Benteng VOC jaman belanda yang ada di sebelah utara stadion gelora bumi kartini, terus ada klenteng hian tiang shie yang ada di welahan, dan yang paling populer adalah Masjid Makam Mantingan yaitu masjid yang dibangun jaman kerajaan jepara sekitar tahun 1551M oleh sultan hadirin, nah kali ini shobat akan saya ajak mengenal wisata alam jepara yang gak kalah sama daerah lain.



di jepara ada banyak wisata alam dan pegunungan seperti bukit sereni nalumsari, desa tempur keling, perkebunan jeruk bate alit, dll salah satu yang populer adalah Air Terjun Songgo Langit, kenapa dinamakan songgo langit? Songgo dalam istilah jawa berarti menyangga, jika kita lihat dari bawah air terjun maka akan terlihat seolah-olah air yang turun dari langit dan menyagga langit. Tempat wisata ini berada di desa bucu kecamatan kembang kabupaten jepara dan bisa dijangkau lewat jalur jepara – pati tepatnya di pertigaan sebagor kembang jepara kira-kira 10KM dari jalan raya, konon sejarah yang diceritakan oleh warga setempat secara turun-temurun dulu ada sepasang pengantin, sang pria dari desa sumanding kecamatan kembang dan yang wanita dari desa tunahan kecamatan keling setelah mereka menikah mereka tinggal bersama di rumah sang mempelai wanita bersama orang tuanya (mertua sang pria) saat tinggal disana ada kesalahan pembicaraan yang menyinggung hati sang pria, maka saat malam tiba sang istri di ajak pindah ke rumah sang pria dengan menumpangi “gledek sapi” atau gerobak yang ditarik oleh sapi, ditengah perjalanan saat tengah malam mereka tersesat di kegelapan jalan dan tak sengaja sang sapi yang menyeret grobak terperosok kedalam jurang bersama mereka semua dan jurang itu menjadi sebuah sumber air dan cikal menjadi air terjun songgo langit, konon sapi yang terjungkal itu menjadi sebuah batu besar di dekat air terjun itu dan sang pengantin hilang, tak heran jika hari tertentu warga sekitar sering mendengar tangisan pengantin perempuan di bawah air terjun dan kadang menampakkan diri, tutur seorang sahabat saya yang ada di desa cepogo kecamatan kembang jepara.




dan cerita itu terus berkembang hingga sekarang dan dipercayai bahwa orang dari desa tunahan yang menikah dengan orang sumanding atau sebaliknya tidak akan berlangsung lama dalam pernikahannya,
perjalanan menuju ke air terjun songgo langit hanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi karna disana tidak ada angkutan, sepanjang perjalanan kalian akan disuguhi pemandangan alam pegunungan yang cantik dan alami, biaya tiket masuk untuk dewasa Rp.2000,- dan anak-anak Rp.1000,- di hari biasa, dan di hari libur untuk anak-anak Rp.2.500,- dan dewasa Rp.4.000,-, di sepanjang area wisata pun sudah banyak pedagang baik minuman, makanan, atau mainan, shobat tertarik mengunjunginya? Hmm….mari berwisata, kenali jepara, cintai jepara, dan jagalah jepara !! we love jepara…..